Bagi penggemar bis dan komsumen pada umumnya, ini adalah kabar baik karena akan semakin banyak pilihan bis yang tersedia. Dan bagi MBIna ini adalah jawaban atas kebutuhan pasar yang cukup besar akan kebutuhan bis ber-airsuspension walaupun bisa dibilang terlambat.
Kenapa dibilang terlambat? Karena faktanya selama ini permintaaan pasar akan bis airsus sangat besar. Sampai-sampai PO berani melakukan modifikasi dengan mengeluarkan biaya Rp. 60-70 juta untuk mengganti chassis leafspring mereka menjadi airsus. Bahkan yang dimodifikasi bukan hanya chassis lama, tetapi juga chassis baru walaupun dengan konsekuansi hilangnya warranty. Hino maupun Mercedes Benz sama-sama menyatakan bahwa modifikasi pada struktur chassis, misalnya memotong bagian tengah lalu mengganti dengan spaceframe untuk mendapat bagasi yang luas, atau mengganti leafspring menjadi airsuspension, akan mengakibatkan hilangnya garansi.
Memang sekitar tahun 2004 MBIna sudah pernah mencoba menjual bis Airsus yaitu OH-1725 dan OH-1632. Namun entah kenapa (kabarnya karena kemahalan) penjualan kedua type chassis tersebut tidak dilanjutkan.
Apakah bis airsus yang masih bertahan jualan waktu itu (SCANIA & VOLVO) laku keras? Ternyata juga tidak. Populasi kedua merk tersebut tidak sampai 100 unit setelah berjualan di Indonesia selama kurang lebih 10 tahun. Berarti bisa disimpulkan bahwa pasar (operator bis) sebenarnya hanya membutuhkan bis airsuspension tapi yang harganya murah. Padahal umumnya bis-bis ber-airsuspension bawaan pabrik sudah dipaket menjadi satu dengan mesin yang powernya besar dan feature-feature lain yang memiliki teknologi tinggi sehingga membuat harga chassis menjadi mahal. Sementara itu tidak semua feature canggih dibutuhkan oleh perusahaan Otobis.
Akibatnya PO-PO yang membutuhkan bis airsus cukup memodifikasi “bis biasa” yang harganya lebih murah menjadi airsus. Sementara yang butuh power besar cukup memodif chassis lama dan mengganti dengan mesin China yg murah.
Tentu saja ada prinsip-prinsip tersendiri yang dipegang oleh ATPM di Indonesia sehingga tidak semata-mata begitu saja memenuhi permintaan operator. Buktinya Hino yg chassisnya paling banyak dimodif dengan airsus tidak kunjung mengeluarkan bis dengan builtin airsus. Mercedes-Benz yang chassisnya banyak “dicangkok” dengan mesin China juga tidak kunjung menjual chassis dengan power yang besar. Pertimbangan manufacturer mungkin tidak sesederhana kebutuhan operator. Bagi operator yang butuh mesin dengan power besar misalnya, cukup dengan mengganti mesin yg powernya besar. Tapi bagi manufacturer, power lebih besar berarti sistem pengereman harus lebih bagus (brake lining area lebih luas, ketebalan/lebar lining lebih besar), harus memakai retarder untuk mengimbangi power mesin, dan pertimbangan2 teknis lainnya yg lebih mendetail demi faktor safety. Dan tentunya juga pertimbangan bisnis, apakah bisa memberikan keuntungan yang memadai kepada pabrikan bis.
Bagaimana dengan tahun ini? Pasti MBIna punya pertimbangan sendiri sebelum meluncurkan OH-1830. Mungkin dianggap operator bis daya belinya sudah baik, atau mungkin dilihat para penumpang sudah banyak yang “melek bis” dan bisa memilih-milih bis yang bagus sehingga cukup memiliki kekuatan mempengaruhi PO untuk membeli bis bagus.
SPESIFIKASI OH-1830
Mesin : OM926LA, 6 silinder segaris 7200cc turbo intercooler
Tenaga : 300hp@2200rpmTorsi: 1200nm@1400rpm
Standar Emisi : Euro 3
Transmisi : 6 speed manual
Gross Vehicle Weight : 18,5 ton
Sudah menjadi “tradisi”, Mercedes-Benz mempersenjatai bis-bisnya dengan mesin yang kecil tapi memiliki power dan torsi yang cukup besar. Tenaga dan torsi maksimal sudah bisa dicapai pada putaran yang rendah. Bahkan mesin OH-1830 masih lebih kecil dibanding mesin “rival” utama yaitu Hino yang dipasang pada RK8 (7864cc). Kapasitas kecil dan putaran rendah diharapkan bisa menghasilkan efisiensi bahan bakar yang tinggi. Putaran rendah juga berarti gesekan yang rendah sehingga lifetime / usia ekonomis komponen mesin bisa menjadi lebih lama.
CHASSIS OH-1830
OH-1830 memakai chassis modular. Menurut brosurnya disebutkan chassis ini terdiri dari front module dan rear module. Tapi jika diamati lebih mendetil, chassis OH-1830 setidaknya terdiri dari 5 bagian yaitu : driver compartement, front axle, baggage compartement, rear axle dan engine compartement. Kelima modul tersebut disambung dengan menggunakan baut. Sebelum diberi body, chassis OH-1830 panjangnya hanya sekitar 8.9 meter. Di karoseri bagian baggage compartement ditambah dengan tubular spaceframe sehingga panjangnya mencapai 12 meter. Untuk membawa ke karoseri chassis ini harus “digendong” dengan trailer, tidak bisa dikendarai langsung.
SUSPENSI OH-1830
Suspensi depan OH-1830 menggunakan 2 airbellow (balon) dengan 4 telescopic shock absorbers. Suspensi belakang memakai 4 airbellow dengan 4 telescopic shock absobers. Model suspensinya mirip dengan suspensi SCANIA K-series atau suspensi rakitan Adiputro. Rem depan dan belakang sudah menggunakan discbrake serta dilengkapi dengan hydarulic retarder dan ABS. Bentuk kemudi OH-1830 mirip OH-1725, tetapi dashboardnya mirip OH-1525 dan 1725 (merk Pollak). Sedikit disayangkan sebetulnya, karena dashboard OH-1525 dan OH-1725 tidak memiliki display LCD sehingga tidak bisa menampilkan informasi sebanyak dashboard OH-1526, OH-1521 E3 atau OH-1518 E3. Seri ini bakal meramaikan pasar bis kelas premium yang selama ini hanya diisi oleh SCANIA K-series.
Wahyudi Irianto
BisMania Community
Catatan:
Pemuatan foto-foto chassis OH-1830 sudah mendapat ijin dari pihak yang berwenang dari MB yang mengundang menyaksikan chassis ini.