Pengunjung

Pesona pantai dibagian barat propinsi Lampung


Lampung sungguh beruntung. propinsi paling selatan sumatra ini memang menyimpan sejuta rahasia yang belum banyak terlihat oleh siapapun salah satunya pantai yang terletak dibagian barat lampung ini,satu kawasan pantainya dieksklusifkan para peselancar asing. Sengaja tidak disebarluaskan informasinya di dunia maya. Ini agar turis-turis penggemar olahraga selancar tidak berduyun datang ke sana. Sebab, peselancar juga butuh ‘ruang’ gerak yang memadai. Pantai dengan ombak yang bagus dan tidak ramai dikerubungi peselancar pun jadi incaran. Satu di antara pantai yang sengaja dieksklusifkan keberadaannya itu adalah Pantai Tanjung Setia, Krui, Lampung Barat.


Pagi itu, sembari sarapan di restoran Paradise Surf Camp, kami mengobrol dengan Farid. Ia adalah pacar pemilik camp yang kami inapi. Lelaki muda ini menuturkan banyak hal mengenai Krui, kawasan pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini. Krui adalah ibukota kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Lampung.

“Ombak Krui termasuk yang paling bagus di dunia setelah Tahiti di Hawaii,” jelas Farid. “Di Way Jambu sendiri, tinggi gelombangnya mencapai 7 meter.”


Pantai Tanjung Setia, salah satu kawasan pantai di Krui, dijagokan para peselancar kelas dunia. Pantai ini memiliki karakteristik gelombang yang tinggi dan panjang. Tak heran jika Rita Perez, juara selancar delapan kali tingkat dunia asal Portugal, tertarik berselancar ke sini. Dia sekaligus menjadi alasan banyaknya bule Portugal yang mengunjungi kawasan ini. Bulan Juli hingga Oktober adalah musim kunjungan paling ramai.


“Bahkan, ada lho bule yang maubooking campini selama 6 bulan. Ia ambil cuti setahun hanya demi kesenangannya berselancar,” ungkap Farid.


“Tapi, mereka tidak mau menginformasikan Krui ini ke duniacyber. Mereka ingin mengisolasi Krui agar tidak banyak orang datang ke sini. Biar tempatnya tidak se-crowdedBali,” tambah lelaki kurus yang juga lihai meliuk-liuk di atas papan selancar ini.


Kawasan pesisir Lampung Barat ini memang surga bagi peselancar. Jangkauan kawasan selancarnya sampai 50 kilometer yang terbagi ke dalam 14 titik selancar. Penamaan titik-titik selancar ini pun berbau asing karena memang diberikan oleh bule-bule tersebut. Ada Honeysmack, Jenis, Helomister (1), Osana, Pipeline, The Pig, dan lain-lain. Untuk warga lokal sendiri, mereka lebih akrab dengan nama Pantai Tanjung Setia, Way Jambu, Mandiri, Way Redak, Labuhan Jukung, dan Pugung.


Bagi peselancar pemula, ketinggian gelombang di Krui ini tentu menjadi momok tersendiri. “Bahkan, dalam setahun, korban gara-gara gelombang besar bisa dua sampai tiga orang,” ungkap Farid. Sayang sekali, keselamatan para peselancar ini belum bisa dijamin optimal dikarenakan tidak adanyacoast guard(pengawas pantai).


Namun, bagi Anda yang sedang belajar selancar, tidak perlu gusar. Ada titik yang aman untuk belajar, yakni Pantai Labuhan Jukung. Bule menyebut kawasan ini sebagaiKrui Left.


Untuk membuktikan itu, Farid pun tak segan-segan untuk mengajari kami bermain selancar di Labuhan Jukung. Kami tidak menggunakan papan selancar yang biasa Anda lihat. Tapi, kami memakaibody surf. Posisi badan pemakainya tidak berdiri di atas papan selancar, tapi cukup menempelkan badannya.


Dengan beberapa teknik dasar berselancar yang ia ajarkan pada kami, sore itu pun kami langsung mencoba. Sebagai pemula, saya merasa berselancar itu tidak mudah. Hal yang wajar, tentu saja. Kendati ombaknya cukup bersahabat, namun berkali-kali saya tergulung. Untung karangnya tidak tajam sehingga saya bisa menghindar dari goresannya.


Apakah kami takut? Tidak juga. Justru, saya, Abner, dan Bang david ketagihan. Kami berganti-ganti latihan. Abner, rekan saya asal Papua, bahkan menikmati pengalaman baru itu hingga matahari terbenam sempurna.


Pengalaman indah yang tak terlupakan. Terlebih Farid mengajari dan memfasilitasi kami semuanya dengan cuma-cuma.



Catatan:
Bagi Anda yang ingin ke Krui untuk belajar atau menambah pengalaman berselancar, bisa mengikuti rute di bawah ini.

Jakarta – Liwa – Krui

Jalur Darat: Dari Terminal Kalideres, Tangerang, naik bus Krui Putra jurusan Jakarta – Liwa – Krui. Atau dari Terminal Kalideres naik bus menuju Terminal Rajabasa, Bandar Lampung. Dari Rajabasa naik bus jurusan Liwa.


Jalur Udara: Dari Bandara Soekarno Hatta naik pesawat menuju Bandara Radin Intan II, Bandar Lampung. Dari sana bisa mencarter mobil travel (banyak berjejer di halaman parkir bandara) menuju Liwa atau menuju Terminal Rajabasa dahulu yang kemudian disambung naik bus jurusan Liwa.


Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat. Telp (+62)728-21248 atau e-mail: parbud_lambar@yahoo.co.id
source :http://aci.detik.travel/read/2011/11/21/125306/1771907/1283/krui-diincar-dan-diisolasi-peselancar-dunia